Monday, 20 November 2017

PKBM Bentukan Para Guru Wiyata Klaten Ini rRaih Penghargaan Di Jepang

Kristian Apriyanta mendampingi dua perempuan yang tengah menjahit JABLAK (Jamang Blangkon Asli Klaten) di PKBM Dewi Fortuna.

Sebuah rumah dengan desain pagar berbentuk gunungan wayangan tampak menonjol dibandingkan rumah-rumah lainnya di Desa Danguran, Kecamatan Klaten Selatan. Begitu menginjakkan kaki ke dalam, pengunjung akan disapa patung berperawakan tubuh buncit mengangkat jempol tanda 'monggo' (silakan).

Membelakangi patung tokoh pewayangan bernama Semar itu, deretan perangkat musik gamelan dan panggung dengan dekorasi berbentuk kain dinding atau tonil berdiri di halaman rumah yang menghadap sawah ini. Itulah rumah milik Kristian Apriyanta (37) sekaligus PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Dewi Fortuna di Dukuh Jombor yang siang itu nampak masih sepi.

Selain menjadi tempat pengentasan anak-anak putus sekolah untuk meraih Program Pendidikan Kesetaraan Kelompok Belajar (Kejar) Paket B hingga C, PKBM Dewi Fortuna juga menjadi pusat pembelajaran seni budaya tradisional Jawa melalui unit kegiatan Omah Wayang.

"Berdiri sejak 2003 - 2004, PKBM Dewi Fortuna ini awal mulanya menjadi tempat pendidikan kesetaraan. Kemudian di tahun 2010, kami membentuk Omah Wayang yang fokus memberikan keterampilan kerajinan wayang kulit, kerajinan busana tradisional, pedalapangan, ketoprak, seni tari, sinden, karawitan. Pasalnya, saat itu kami prihatin dengan regenerasi seni tradisional di Klaten yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda," kata pengelola PKBM yang akrab disapa Apri, Senin (20/11).

Sistem pembelajarannya, kata dia, peserta Kejar Paket B dan C akan menempuh pendidikan selama 4 hari dalam sepekan, Senin - Kamis dengan mentor 12 relawan yang sebagian besar guru tidak tetap (GTT) atau berstatus wiyata bakti (WB) seperti dirinya. Sedangkan untuk kursus seni tradisional Jawa dilakukan sepekan sekali dengan menyasar anak sekolah usia SMP ke bawah.

"Jadi setiap peserta Kejar Paket akan dikenalkan seni tradisional. Misal, saat berlatih ketoprak sekaligus kita belajar membaca. Cuma kendalanya pada awal-awal pelatihan tidak semua peserta punya greget dengan media seni. Tapi begitu kenal, mereka senang. Meskipun dari pelatihan tambahan ini belum ada yang berminat untuk dikembangkan menjadi wirausaha. Ya maklum, latar mereka berbeda-beda," kata WB yang bertugas di UPTD Kecamatan Klaten Selatan ini.

Melalui pendidikan Kejar Paket, PKBM Dewi Fortuna sudah meluluskan 592 anak putus sekolah selama tahun 2012 - 2016. Sedangkan untuk pembelajaran kesenian tradisional Jawa, sudah ada 505 anak yang menempa diri di PKBM yang memiliki fasilitas sederhana berupa ruang kelas, galeri dan ruang workshop, panggung terbuka, hingga taman bacaan masyarakat. Uniknya, setiap ruang pembelajaran itu dilengkapi papan bertuliskan aksara Jawa.

"Kami juga pernah membuka kursus bahasa Jawa. Tapi hanya bertahan tiga bulan, mreteli satu per satu dari 15 orang peminat. Padahal, menulis dan menggunakan bahasa Jawa itu sarana untuk mengontrol emosi. Dari setiap lekukan aksara maupun intonasinya itu mengandung unsur keindahan, kehalusan serta rumit atau ngrawit. Bak peribahasa Jawa, 'Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake' (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa mempermalukan," beber Apri, yang setahun terakhir ini memberdayakan para perempuan di desanya untuk membuat JABLAK (Jamang Blangkon Asli Klaten).

Nah, baru- baru ini PKBM Dewi Fortuna meraih penghargaan internasional di bidang pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dalam rangka percepatan Program Aksi Global atau Education for Sustainable Development (ESD) Okayama Award 2017 diserahkan pada akhir Oktober lalu di Okayama, Jepang.

"Pada 11 September lalu, makalah berjudul Pelestarian Seni Tradisional yang Terintegrasi dengan Pendidikan, Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal yang Berkelanjutan menjadi juara utama atau 1st global prize dari 44 aplikasi perwakilan 29 negara di dunia. Penghargaan ini tak lepas dari kerja gotong royong tim beserta dukungan seluruh masyarakat Klaten. Karena niat kami berdiri sejak awal memang untuk mendedikasikan diri serta melestarikan seni budaya tradisional di Klaten," pungkas Apri.

Sumber: merdeka.com

No comments:
Write komentar

Blog Archive

Statistics

About Me

authorBUNG AGUS RAMANDA (Ketua) BUNG BASUKI, S.Pd., MM. (Sekretaris)
Learn More →