Saturday, 30 December 2017

Jelang Pergantian Tahun Baru, KNPI Asahan dan Organisasi Kepemudaan Asahan Gelar Semarak Kreasi Asahan


Menjelang pergantian tahun, Dewan Perwakilan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Asahan bekerjasama dengan Gerakan Mahasiswa Pelajar Asahan.(GMPAH), Sahabat Ikatan Warga Asahan (Sahabat IWA), Gerakan Muda Peduli Seni Budaya Daerah (GMPSBD), Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Asahan dan Polres Asahan menggelar Festival Semarak Kreasi Asahan Tari Serampangduabelas dan Fashion Show tingkat pelajar SD, SMP dan SMA yang berlangsung di Gedung Olahraga Rambate Rata Raya Kisaran, Asahan Sumut, Jumat dan Sabtu 29 dan 30 Desember 2017.

Ketua KNPI Asahan Agus Ramanda didampingi Ketua Umum GMPAH Iwa Risfa Irsan Lubis dan Sekretaris GMPSBD Asahan Khairul Anhar Harahap menyebutkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk memperkenalkan tarian daerah serampang dua belas kepada generasi muda agar tidak hilang ditelan zaman.


“Acara ini kita laksanakan untuk memperkenalkan tari daerah Melayu yang merupakan tari khas Sumatera Utara. Kenapa kita memperlombakan tari serampang dua belas, karena tarian ini merupakan tari warisan adat Melayu yang jangan sampai punah digeser dengan tarian kreasi. Maka dari itu kami menperlombakannya untuk terus tingkat pelajar” ujar Agus Ramanda.

Sementara itu Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Asahan Syamsuddin menyatakan dirinya sangat mengapresiasi kegiatan ini selain memperkenalkan tarian khas Melayu juga para pelajar dilatih mental dan keberaniannya untuk peragaan busana dihadapan para juri, undangan dan penonton.

“Kedepan kita akan membuat festival tarian khas Kabupaten Asahan untuk tingkat pelajar se Kabupaten Asahan dan kita usahakan seni tari khas Asahan ini membuat catatan Musium Rekor Indonesia (Muri) dengan jumlah peserta terbanyak. Dan saya berharap kiranya KNPI, GMPAH dan GMPSBD dapat memfasilitasi kegiatan tersebut” ujarnya.
"Dalam hal ini kami berharap pemerintah terus mendukung kegiatan ini. Kemudian para pemenang dalam lomba ini nantinya akan kita bawa ke lomba tari tingkat Propinsi," jelasnya.

Anisa salah seorang peserta lomba saat dikonfirmasi mengatakan sangat berterimakasih sekali kepada paniti yang membuat kegiatan ini. Karena dengan adanya perlombaan ini, dirinya memahami seni tari melayu.

"Syukur sekali ada perlombaan ini, jadi ngerti kita tari melayu. Banyak belajar saya jadinya tentang tari melayu ini," terang Anisa mengaku hampir sebulan belajar menari serampang dua belas ini.

Wednesday, 27 December 2017

Cerita di Balik Kembalinya Lagu Indonesia Raya 3 Stanza


Partitur Lagu Indonesia Raya

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Hilmar Farid mengungkapkan, ide untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza sudah ada sejak peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016 lalu. Pada acara itu, pertama kali Indonesia Raya 3 stanza dinyanyikan.

Dari situ, lanjut Hilmar, muncul pemikiran lagu Indonesia Raya pada stanza kedua dan ketiga justru sangat relevan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama belakangan ini.

"Nah bertolak dari pemikiran lirik ini enggak dikenal, padahal lirik stanza kedua dan ketiga sangat relevan dengan apa yang kita hadapi sekarang. Lalu soal keadilan, bukan hanya keadilan sosial, keadilan ruang juga," kata dia Gedung Ditjen Kebudayaan Jakarta, Kamis (1/6/2017).

Menurut dia, masyarakat kini cenderung mengabaikan kehidupan warga pelosok Indonesia. Padahal, dari situ sebenarnya Indonesia memiliki arti yang sesungguhnya. Yakni terdiri dari pulau-pulau dengan lautan yang membentang luas.

"Kita cenderung mengabaikan yang di pinggir-pinggir. Padahal kan di situ pesannya selamatkan pulaunya, lautnya, pandunya, semuanya di dalam lagu Indonesia Raya itu. Jadi melihat liriknya punya arti yang begitu penting, kita ambil inisiatif untuk merekam itu," paparnya.

Untuk tata cara pelaksanaan menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza, Hilmar mengaku sudah membuat rekaman agar orang-orang bisa ikut menyanyikan.

"Kita 2 minggu lalu udah bikin rekaman di Lokananta itu untuk instrumennya sehingga orang bisa ikut nyanyi di situ. Tapi kita juga kasih contoh bagaimana kalau dinyanyikan oleh chord, terus liriknya juga dibikin itu ada di website-nya indonesiaraya.id," kata dia.

"Terus yang paling penting sih petunjuk bagaimana conduct, karena maunya anak-anak bergantian gitu mereka conduct bisa mimpin itu sendiri. Jadi ini juga menjadi bagian pendidikan karakter membuat anak-anak ini berani tampil ke depan mimpin," imbuhnya.

Saat ini, kata Hilmar, sedang dikumpulkan materi-materi juga bahannya. Dan menurutnya, ini adalah lagu Indonesia Raya yang dimainkan pertama kali oleh orang asli Indonesia.

"Kita sekarang lagi bikin semacam paket materinya, kemudian ngumpulin bahan-bahan, rekaman sudah selesai dan itu untuk pertama kalinya rekaman yang akan dipakai di sekolah-sekolah itu dibawakan oleh orang Indonesia. Kalau dulu kan Victoria Harmony Orchestra," kata dia.

"Sekarang untuk pertama kalinya anak-anak nusantara yang tiap tanggal 17 Agustus main di Istana, alumni-alumninya kita kumpulkan, terus mereka main. Dan ini juga bagus sih hasilnya. Sekarang lagi editing lah, final tuning agar bagus nanti setelah itu bisa disebar, kita sebar melalui macam-macam media," sambungnya.

Hilmar menilai sangat menarik lagu Indonesia Raya 3 stanza meski dirinya juga belum hafal sepenuhnya.

"Memang menarik ya karena Indonesia Raya 3 stanza ini kan hafal enggak? Saya kira banyak dari kita enggak hafal, saya juga enggak sepenuhnya tahu liriknya," pungkas Hilmar.

Sumber: liputan6

VIDEO: LAGU INDONESIA RAYA DAN SEJATAHNYA


Wage Rudolf Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya kali pertama dalam Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928. Namun, dalam sejarahnya, aransemen dan liriknya cukup sering berubah.

W.R. Supratman dan Sejarah Indonesia Raya 3 Stanza

Suatu sore, W.R. Supratman, anak band yang jadi jurnalis itu, membaca suratkabar Timbulterbitan Solo. Putra pensiunan sersan KNIL ini lantas tertantang oleh kalimat: “Alangkah baiknya kalau ada salah seorang pemuda Indonesia yang bisa menciptakan lagu kebangsaan Indonesia, sebab lain-lain bangsa semua telah memiliki lagu kebangsaannya masing-masing!”

Di pertengahan 1928, lagu 'Indonesia Raya' rampung. Ketika Kongres Pemuda II, untuk kali pertama lagu itu diperdengarkan di tengah khalayak dengan gesekan biola Supratman, bersamaan dengan lahirnya Sumpah Pemuda. Demikian Anthony C. Hutabarat dalam Meluruskan Sejarah dan Riwayat Hidup Wage Rudolf Soepratman: Pencipta Lagu Indonesia Raya (2001). 

Lirik lagu 'Indonesia Raya' ketika itu:

I
Indonesia, tanah airkoe,
Tanah toempah darahkoe,
Disanalah akoe berdiri,
Mendjaga Pandoe Iboekoe.

Indonesia kebangsaankoe,
Kebangsaan tanah airkoe,
Marilah kita berseroe:
"Indonesia Bersatoe".

Hidoeplah tanahkoe,
Hidoeplah neg'rikoe,
Bangsakoe, djiwakoe, semoea,
Bangoenlah rajatnja,
Bangoenlah badannja,
Oentoek Indonesia Raja.

II
Indonesia, tanah jang moelia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah akoe hidoep,
Oentoek s'lama-lamanja.

Indonesia, tanah poesaka,
Poesaka kita semoea,
Marilah kita mendoa:
"Indonesia Bahagia".

Soeboerlah tanahnja,
Soeboerlah djiwanja,
Bangsanja, rajatnja, semoeanja,
Sedarlah hatinja,
Sedarlah boedinja,
Oentoek Indonesia Raja.

III
Indonesia, tanah jang soetji,
Bagi kita disini,
Disanalah kita berdiri,
Mendjaga Iboe sedjati.

Indonesia, tanah berseri,
Tanah jang terkoetjintai,
Marilah kita berdjandji:
"Indonesia Bersatoe"

S'lamatlah rajatnja,
S'lamatlah poet'ranja,
Poelaoenja, laoetnja, semoea,
Madjoelah neg'rinja,
Madjoelah Pandoenja,
Oentoek Indonesia Raja.

Refrain
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Tanahkoe, neg'rikoe jang koetjinta.
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Hidoeplah Indonesia Raja.

Lirik dan notasi lagu ini dimuat di surat kabar Sin Po edisi 10 November 1928. Semula lagu ini judulnya 'Indonesia', bukan 'Indonesia Raja' atau 'Indonesia Raya'. Menurut Benny Setiono dalam Tionghoa dalam Pusaran Politik (2003), 5.000 eksemplar teks lirik dan notasi itu dicetak. Sin Po adalah tempat Supratman bekerja cari makan sebagai jurnalis.


Menurut Bambang Sularto dalam Wage Rudolf Supratman (1985), di tahun berikutnya Supratman dihubungi oleh Firma Tio Tek Hong, yang sejak 1905 merekam suara dalam bentuk piringan hitam. Firma Tionghoa itu hendak merekam 'Indonesia Raya'. Supratman, jurnalis miskin ini, tak keberatan dan dapat duit dari rekaman itu.

Pada 1930, masih menurut Bambang Sularto, sahabat Tionghoa Supratman bernama Yo Kim Can mengusahakan perekaman lagu itu di luar negeri demi mencari mutu suara lebih baik. Namun, niatan itu tak terlaksana karena lagu itu keburu dilarang pemerintah kolonial Hindia Belanda. Lagu 'Indonesia Raya' rupanya jadi sumber kecemasan yang dituduh mengganggu ketertiban dan keamanan (rust en orde).

Ketika Balatentara Jepang baru datang dan merebut Hindia Belanda, lagu ini sempat berkumandang bebas untuk sementara waktu. Setelah Maret 1942, lagu ini jadi lagu terlarang. Setelah armada perang Jepang makin loyo di front Pasifik, ada usaha untuk memperbarui liriknya. Jelang akhir 1944, Panitia Lagu Kebangsaan pun bekerja.

Menurut Anthony Hutabarat, paniti itu terdiri Ir. Sukarno sebagai ketua dengan anggota Ki Hadjar Dewantara, Achiar, Sudibyo, Darmawidjaja, Koesbini, KH M. Masyur, Mr. Mohammad Yamin, Mr. Sastromoeljono, Sanusi Pane, C. Simanjuntak, Mr. Achmad Soeboerdjo, dan Mr. Oetojo. Kalimat dalam lirik lagu pun berbeda dari yang pernah ditulis Supratman, meski intinya tak jauh beda. Kala itu Supratman sudah meninggal dunia. Sayangnya, versi yang dibuat di pada 1944 itu tak bertahan lama.

“Tidak ada keseragaman dalam cara orang memperdengarkan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam berbagai upacara. Oleh karenanya, Pemerintah Republik Indonesia dengan Penetapan Presiden No. 28 tahun 1948, tanggal 16 November 1948, membentuk Panitia Negara yang disebut Panitia Indonesia Raya,” tulis Bambang Sularto. 

Tugas panitia ini mengusulkan tata cara menyanyikan 'Indonesia Raya' dalam upacara resmi maupun tidak. Sepuluh tahun setelahnya, ketika Menteri Kehakiman dipegang GE Maengkom dan Perdana Menteri dijabat Ir. Djuanda, 26 Juni 1958, keluarlah Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Lembaran Negara No. 72 tahun 1958 tentang Lagu KebangsaanIndonesia Raya. Liriknya pun sama seperti yang dinyanyikan sekarang.

I
Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri,
Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku,
Hiduplah neg'riku,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya.

II
Indonesia, tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya,
Di sanalah aku berdiri,
Untuk s'lama-lamanya.

Indonesia, tanah pusaka,
P'saka kita semuanya,
Marilah kita mendoa,
Indonesia bahagia.

Suburlah tanahnya,
Suburlah jiwanya,
Bangsanya, Rakyatnya, semuanya,
Sadarlah hatinya,
Sadarlah budinya,
Untuk Indonesia Raya.

III
Indonesia, tanah yang suci,
Tanah kita yang sakti,
Di sanalah aku berdiri,
N'jaga ibu sejati.

Indonesia, tanah berseri,
Tanah yang aku sayangi,
Marilah kita berjanji,
Indonesia abadi.

S'lamatlah rakyatnya,
S'lamatlah putranya,
Pulaunya, lautnya, semuanya,
Majulah Neg'rinya,
Majulah pandunya,
Untuk Indonesia Raya.

Refrain
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, neg'riku yang kucinta!
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya.

Dengan adanya keputusan pemerintah tadi, “tercapailah sudah keseragaman dalam nada, irama, iringan kata dan gubahan lagu itu. Serta telah dapat ditetapkan waktu dan cara penggunaannya,” tulis Bambang Sularto di bagian akhir Wage Rudolf Supratman.

Selama ini hanya stanza pertama dan refrain lagu kebangsaan itu yang biasanya dinyanyikan. Tetapi, mulai Juli 2017, membuka tahun ajaran baru sekolah, pemerintah bakal menerapkan kebijakan baru: stanza dua dan tiga dalam lagu 'Indonesia Raya' bakal dinyanyikan dalam helatan upacara tertentu. 

Menurut Hilmar Farid, Dirjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dua stanza itu dibawakan "kalau memang ada kegiatan atau upacara yang penting." 

"Bisa bulanan, misalnya setiap tanggal 17, atau di hari-hari yang penting," tambah Hilmar kepada Tirto, 20 Juni lalu.

Meski begitu, guna mengenali dua stanza yang jarang dikenal baik bagi anak-anak sekolah maupun mayoritas masyarakat Indonesia, kumpulan bait lagu kebangsaan itu akan diberitahu oleh guru dalam proses belajar-mengajar di kelas. 

"Target kita kalau Juli tahun ini ditetapkan," ujar Hilmar, "maka Juli 2018 itu sudah merata." 

Sumber: tirto

LIRIC LAGU: INDONESIA RAYA

Partitur Lagu Indonesia Raya


Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya

Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya



Keluarga Ustadz Abdul Somad - Tuan Syeikh Silau Laut Ulama Besar Kakek Abdul Somad LC MA


Ternyata Ustadz Abdul Somad seorang keturunan ulama besar, terlahir dan tumbuh dibawah asuhan keluarga yang taat dan sholeh. Kakek beliau seorang ulama yang sangat disegani, ulama sufi yang beraliran tareqat Syattariyah. 

Pantas saja Ustadz abdul somad begitu garang sekaligus santun dan berisi dalam setiap penyampaian dan tausiyahnya, hal ini mungkin dikarenakan darah kakeknya Tuan Syeikh Silau laut yang mengalir dalam dirinya.

Berikut penjelasannya.

TUAN SYECH SILAU LAUT
(KAKEK USTADZ ABDUL SOMAD, LC, MA)


Syekh Abdul Rahman Silau atau lebih dikenal sebagai Syekh Silau Laut adalah putera dari pasangan Nahkoda Alang yang berasal dari Rao (ayah) dan Andak Siret (ibu) yang berasal dari Batubara.

Ia berguru antara lain kepada Tuan Baqi dari Langkat kemudian melanjutkan ke Kedah, Kelantan, dan Pattani sebelum akhirnya menuntut ilmu ke Makkah selama tujuh tahun. Di Makkah beliau berguru kepada Syekh Daud Fathoni seorang ulama Tareqat Syattariah. 

Seusai menamatkan pelajarannya di Mekkah beliau kembali ke Sumatera dan mengembangkan Tareqat Syattariah di daerah Silau Laut hingga wafat pada 2 Jumadil Awal 1360 H atau 28 Februari 1941, dalam usia 125 tahun. Ia dimakamkan di desa Silau Laut. Di dekat makamnya juga terdapat makam sang istri yang bernama Hj. Maryam dan dua anaknya yaitu Syekh H. Muhammad Ali dan H. Abdul Latief.

Semasa hidupnya beliau tampaknya merupakan tokoh yang dihormati tidak saja oleh anggota jamaah Syattariah saja, bahkan para bangsawan Serdang maupun Asahan memberi perlakuan khusus terhadap beliau. Wujud dari perhatian para penguasa Asahan dan Serdang itu antara lain berupa pembuatan jalan menuju kompleks Tareqat Syattariah pimpinan Syekh Silau Laut. Awalnya adalah jalan setapak yang dirintis oleh Sultan Asahan yang kemudian diperlebar dan diperkeras atas bantuan Sultan Serdang.




Ustad Abdul Somad, Pernah Kalahkan 900 Pelajar

Hasil gambar untuk ustadz abdul somad

Ustadz Abdul Somad sedang menjadi sorotan publik pasca penolakan sejumlah pihak atas dakwahnya. Dia sempat dilarang Ormas di Bali dan terakhir diusir dari Hongkong. Terlepas dari itu, Ustad Abdul Somad adalah sosok ulama cerdas dengan latar belakang pendidik Islam yang mempuni.

Banyak kalangan yang bersimpati dan ada juga yang tidak peduli. Sebelumnya Ustad Abdul Somad menjadi korban dugaan persekusi oleh beberapa ormas di Bali saat hendak menjadi penceramah di sebuah acara tabligh akbar. Saat menginap di Hotel Aston Denpasar Bali, tiba-tiba datang sekelompok massa ke tempat menginapnya.

Ormas yang datang menilai Abdul Somad tidak memiliki jiwa nasionalisme, tidak NKRI, serta dalam berbagai ceramahnya dianggap mendiskreditkan beberapa pihak, sehingga masa menolak ustad asal Riau itu untuk berdakwah di Bali.

Peristiwa terakhir, lagi-lagi Abdul Somad kembali mendapat perlakuan negatif saat hendak berceramah. Kali ini terjadi saat dirinya berkunjung ke Hongkong memenuhi panggilan jamaah ta'lim asal Indonesia yang menetap di Hongkong.

Sesaat setelah dia mendarat, Abdul Somad dihadang oleh beberapa orang petugas kemudian dipisahkan dengan rombongannya untuk dilakukan intograsi dan penggeledahan.

"Begitu sampai (Hongkong) ada beberapa orang menunggu keluar dari pintu pesawat, saya dipisah," kata Abdul Somad kepada JawaPos.com, Sabtu (23/12).

Selama 30 sampai 45 menit dilakukan penggeledahan, akhirnya petugas Bandara meminta Abdul Somad untuk pulang kembali ke Indonesia tanpa alasan yang jelas.

"Saya (Abdul Somad) tanya kenapa? Dia (petugas) bilang kita belum bisa memberi izin untuk masuk tanpa menyebut alasan," lanjut Ustad Somad.

Namun jika kita menelisik kehidupan ustad kelahiran Asahan, Sumatera Utara, 18 Mei 1977 ini, memiliki latar pendidikan terutama tentang Islam yang cukup mentereng.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Ustad Somad sudah melekat dengan ajaran Islam. Terlihat dari tempat dia mengeyam pendidikan di SD Al-Washliyah Medan, dilanjut ke MTS Mu'allimin, kemudian sempat menempuh pendidikan di Pesantren Darularafah Deli Serdang Sumatera Utara, dan pada tingkat SMA dirinya masuk ke Madrasah Aliyah Nurul Falah di Indagiri Hulu, hingga setelah lulus pada tahun 1996 melanjutkan ke tingkat universitas di UIN SUSKA Riau.

Pada tahun 1988 Ustad Abdul Somad merupakan salah satu dari 100 orang yang menerima beasiswa yang dibuka oleh pemerintah Mesir untuk Indonesia belajar di Universitas Al Azhar. Dia mengalahkan 900 pelajar lain yang juga mengikuti tes untuk mendapat beasiswa tersebut. Abdul Somad sendiri hanya membutuhkan waktu 10 bulan untuk mendapatkan gelar Lc (Licence) dari Al Azhar Kairo.

Tak cukup sampai di situ, pada tahun 2004 dia kembali mendapat beasiswa S2 dari kerajaan Maroko untuk menempuh pendidikan di Institut Dar Al Hadis Al Hassania. Abdul Somad sendiri hanya dalam waktu 11 bulan sudah mendapat gelar S2.

Setelah mendapat gelar S2-nya, Abdul Somad kemudian menjadi dosen pengajar di tiga Universitas terkemuka seperti UIN Sultan Syarif Kasim Riau, UIN SUSKA Riau, dan sekolah tinggi Al Azhar Pekanbaru. Selain mengajar dirinya juga masuk dalam beberapa organisasi seperti MUI Riau, Badan Amil Zakat Riau, serta Sekretaris lembaga NU Riau.

Abdul Somad juga beberapa kali tercatat menulis sebuah buku yang menjadi best seller dikalangan umat muslim, di antaranya berjudul 37 Masalah Populer, 99 Pertanyaan Seputar Sholat, dan 33 Tanya Jawab Seputar Qurban.

Hingga saat ini sendiri Abdul Somad dikenal sebagai penceramah kondang dengan kajian-kajian dakwahnya yang tajam dan menarik, sehingga dirinya kini memiliki banyak jamaah.


Sumber: DPD Pekat IB Asahan

Mengenal Lebih Dekat Ustad Somad, Pria Kelahiran Asahan

Ustadz Abdul Somad, LC., MA

Abdul Somad dikenal luas lewat ceramahnya yang disampaikan secara lugas. Sebagai pendakwah, ceramah yang disampaikan pria kelahiran Asahan, Sumatera Utara 40 tahun silam ini mudah dipahami oleh masyarakat. Berbagai hal tentang agama dibahasnya, khususnya kajian ilmu hadis dan ilmu fikih.

Sejak di bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi, Abdul Somad mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan Islam. Bahkan dia mendapatkan gelar S-1 dari Al Azhar Mesir dan S2 Daar al-Hadits Al-Hasania Institute, Kerajaan Maroko.

Awalnya dia dikenal sebagai pendakwah muda di Riau. Kedalaman ilmu agama dan keahliannya merangkai kata dengan logat melayu membuatnya memiliki khas tersendiri. Penampilannya yang sederhana dan penyampaian materi ceramah yang kadang diselingi humor membuatnya semakin populer. Bahkan adapula yang menganggapnya sebagai “penerus” dai kondang Zainuddin MZ.

Dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau ini semakin dikenal luas melalui video ceramah yang ditayangkan melalui chanel Youtube. Sebut saja akun Taffaquh video dengan 140,236 subscribers atau pelanggan. bahkan tidak sedikit videonya yang ditonton lebih satu juta orang. Belum lagi akun-akun Youtube fans Abdul Somad.

Karena disukai, masyarakat pun menyebarkan video ceramahanya ke berbagai media sosial. Alhasil video ceramah Ustaz Abdul Somad di banyak tempat beredar di mana-mana.

Dia pun berkeliling tempat memberikan tausiah memenuhi undangan. Meski demikian, tidak mudah bagi Abdul Somad dalam berdakwah. Contohnya adalah demo penolakan dirinya berceramah oleh sejumlah orang di Bali beberapa waktu lalu.

Meski demikian, Abdul Somad tetap tegar menghadapi berbagai halangan dalam berdakwah. Ada yang menuding dirinya anti-NKRI. Somad menegaskan itu adalah informasi tidak benar dan fitnah. “Tolong sampaikan ke seluruh umat muslim di Indonesia. Kita orang-orang yang cinta kedamaian,” katanya dalam sebuah wawancara dengan media, beberapa waktu lalu.

Abdul Somad kembali menghadapi penolakan Sabtu 23 Desember 2017. Kedatangannya di Hong Kong untuk berdakwah ditolak oleh Otoritas setempat. Setelah menjalani pemeriksaan selama lebih kurang 30 menit, Abdul Somad pun diminta untuk kembali ke Jakarta. Sebagian masyarakat pun bereaksi. Lewat jejaring sosial, mereka meminta agar Kementerian Luar Negeri memberikan penjelasan mengenai peristiwa ini.

Secara rinci, berikut profil Ustadz Abdul Somad, LC., MA.

Beberapa tahun terakhir, nama ustadz ini sering menjadi perbincangan para netizen dan pegiat media sosial tanah air. Kajian-kajiannya tajam dan menarik sehingga membuat banyak orang suka dengan tausiahnya. Bahkan pengajiannya pun juga banyak yang menjadi viral di media sosial. Kajian mengenai hari kemerdekaan Indonesia beberapa waktu yang lalu misalnya, begitu viral dan dishare oleh banyak orang. Namanya adalah Ustadz Abdul Somad, Lc. MA. Di tanah air, profil dan biodata Ustadz Abdul Somad, Lc. MA mungkin belum begitu populer.

Nama Ustadz Abdul Somad, Lc. MA mungkin belum setenar Ustadz Maulana, Ustadz Zacky Mirza atau ustadz lainnya yang begitu populer dan banyak mengisi tausiah di TV. Namun meski belum populer dan setenar pendahulunya, namun profil dan biodata Ustadz Abdul Somad mulai banyak dikenal di kalangan netizen. Ulasan yang cerdas dan lugas, ditambah lagi dengan keahlian dalam merangkai kata yang menjadi sebuah retorika dakwah, membuat ceramah Ustadz Abdul Somad begitu mudah dicerna dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat. Banyak dari ceramah Ustadz Abdul Somad yang mengulas berbagai macam persoalan agama. Dan bahkan bukan itu saja, ceramah Ustadz Abdul Somad juga banyak yang membahas mengenai masalah-masalah kekinian, nasionalisme dan berbagai masalah yang sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat.

Demikian halnya selain di dunia nyata, ternyata di dunia maya pun nama Ustadz Abdul Somad ini juga mulai banyak dicari banyak orang. Banyak yang mencari informasi siapa sebenarnya profil dan biodata Ustadz Abdul Somad ini. Selain begitu banyak orang yang penasaran dengan nama Ustadz Abdul Somad, tak sedikit pula yang mencari berbagai kajian dan ceramah Ustadz Abdul Somad. Nah, maka dari itu, pada kesempatan kali ini kami akan berusaha menyajikan info mengenai profil dan biodata Ustadz Abdul Somad secara lengkap. Semoga saja info terkait biodata Ustadz Abdul Somad ini bisa menambah pengetahuan Anda mengenai beliau. Untuk lebih jelasnya mengenai profil dan biodata Ustadz Abdul Somad, bisa Anda perhatikan di bawah ini.
Biodata Ustadz Abdul Somad
  • Nama Lengkap : H. Abdul Somad, Lc., MA.
  • Kelahiran : Silo Laut, Asahan, Rabu petang tanggal 30 Jamada Al-Ula 1314 Hijrah
  • Bertepatan dengan 18 Mei 1977 M. 

Pendidikan Ustadz Abdul Somad 
  • SD Al-Washliyah, tamat 1990
  • Mts Mu'allimin Al-Washliyah Medan, tamat 1993
  • Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, In-hu, tamat 1996
  • S1 Al-Azhar, Mesir.
  • S2 Dar Al-Hadits Al-Hassania Institute, Kerajaan Maroko


Pengabdian Ustadz Abdul Somad 
  • Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
  • Dosen Tafsir dan Hadits di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.
  • Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru.
  • Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian Periode : 2009 – 2014.
  • Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan, Periode : 2009 – 2014.
  • Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau, Periode : 2009 – 2014.
Karya Ilmiah Ustadz Abdul Somad

a. Thesis
رجال الموطأ والصحيحين الذين ضعفهم النسائي في كتاب الضعفاء والمتروكين: جمعا ودراسة

b. Terjemah (Arab – Indonesia)
  • Perbuatan Maksiat Penyebab Kerusakan Rumah Tangga (Judul Asli: Al-Ma’ashi Tu’addi ila Al-Faqri wa Kharab Al-Buyut), Penulis: Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Maret 2008.
  • 55 Nasihat Perkawinan Untuk Perempuan, (Judul Asli : 55 Nashihat li al-banat qabla az-zawaj), Penulis: DR. Akram Thal’at, Dar at-Ta’if, Cairo. Diterbitkan oleh Penerbit Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, April-2004.
  • 101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya (Judul Asli: 101 Qishash wa Qishah li Alladzina Istajaba Allah Lahum Ad-Du’a’, Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Azzam – Jakarta, Desember 2004.
  • 30 Orang Dijamin Masuk Surga (Judul Asli: 30 al-mubasysyarun bi al-jannah), DR.Mustafa Murad, Dar al-Fajr li at-Turats,Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Juli-2004.
  • 15 Sebab Dicabutnya Berkah (Judul Asli: 15 sabab min asbab naz’ al-barakah), Penulis: Abu Al-Hamd Abdul Fadhil, Dar ar-Raudhah-Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Agustus-2004.
  • Indahnya Seks Setelah Menikah (Judul Asli : Syahr al-‘asal bi la khajal), DR. Aiman Al-Husaini, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta, September 2004.
  • Beberapa Kekeliruan Memahami Pernikahan (Judul Asli: Akhta’ fi mafhum az-zawaj, Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif- Jakarta, September 2004.
  • Sejarah Agama Yahudi (Judul Asli: Tarikh ad-Diyanah al-Yahudiyyah), diterbitkan oleh Pustaka al-Kautsar, Jakarta, Desember 2009.
Nah teman-teman dan saudaraku semua, itulah profil lengkap Ustadz Abdul Somad yang sedang menjadi trending saat ini. Semoga saja beliau tetap dikaruniai kesehatan dan umur panjang agar bisa menjadi pembimbing bagi kita semua. Dan terkait profil dan biodata Ustadz Abdul Somad di atas, jika dirasa ada kekeliruan atau data yang kurang, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Jika Anda memiliki informasi akurat terkait kekurangan data pada profil dan biodata Ustadz Abdul Somad, mohon bisa disampaikan kepada kami melalui kolom komentar. Oh iya, beliau juga ustadz yang mendukung tegaknya khilafah di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ceramah Ustadz Abdul Somad yang mendukung Khilafah. Selain itu, beliau kabarnya juga termasuk pendukung NU Garis Lurus yang dipelopori oleh Ustadz Idrus Ramli.


Monday, 25 December 2017

Tahu Gak? Mengapa Jika Ada Orang Meninggal, Kenapa Cermin dan Gambar Harus Ditutup? Begini Penjelasannya.

Ilustrasi


Sebuah perbuatan yang sedikit aneh, jika ada orang meninggal dan dibawa kerumah, semua cermin dan gambar atau foto-foto harus segera ditutup.

Hal ini sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia yang sudah turun temurun hingga menjadi suatu tanda tanya bagi orang yang tidak mengerti hal tersebut.

Namun karena memandang situasi yang sedang berduka, kadang kala persoalan ini akhirnya disimpan dan dibiarkan begitu saja tanpa ada yang berani bertanya untuk apa semua hal itu dilakukan.

Semestinya persoalan ini perlu mendapat penjelasan yang dari orang yang memang mengerti tentang hal tersebut dan apa hukumnya jika orang melakukan hal ini.


Apa yang dilakukan selama ini merupakan cara-cara orang terdahulu yang beranggapan bahwa cermin hanya digunakan oleh si mati ketika ia hidup saja.

Apabila ia telah mati, cermin tersebut tidak berguna, karena menurut kepercayaan kuno masyarakat, roh atau hantu tidak boleh melihat dirinya di dalam cermin.

Maka untuk menjaga hati dan perasaan serta menghormati roh tersebut, maka setiap cermin di rumah si mati haruslah ditutup.


Sumber: liputaninnfo

Tukang Cuci Piring Diperkosa, Mayatnya Dibuang ke Rumah Kosong

Ilustrasi

Dia diperkosa saat berjalan pulang di pinggiran rel.

Sebuah geng brandalan membunuh seorang perempuan berusia 27 tahun yang berprofesi sebagai tukang cuci piring. Sebelum dibunuh, perempuan itu diperkosa beramai-ramai.

Setelah memperkosa sampai tewas, keempat lelaki itu membuang perempuan ke sebuah rumah kosong di Desa Sen Sok. Pembunuhan pembunuhan sadis itu terjadi di Kamboja.

Petugas Kepolisian Sen Sok, Hor Savuth mengatakan keempat pembunuh akhirnya ditangkap. Dari keterangan tersangka, mereka memperkosa dan membunuh karena dipengaruhi obat-obatan terlarang.

Kasus pembunuhan sadis itu terungkap saat polisi menemukan sesosok mayat telanjang di sebuah rumah kosong dekat rel kereta di Phnom Penh Thmey. Mayat ditemukan, Jumat (21/12/2017) pukul 19.00 waktu setempat.

Korban bernama Chhun Momsoksivutha. Dia bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran di komune Thmey Phnom Penh, Provinsi Takeo.

Korban tinggal di sebuah kamar sewaan di komune Teuk Thla, di dekat lokasi pembunuhan dan pemerkosaan. Dia diperkosa saat berjalan pulang di pinggiran rel.

"Menurut pemeriksaan mayat korban, sebelum pembunuhan tersebut dia benar-benar diperkosa oleh sekelompok pria. Setelah memperkosa, mereka membunuhnya dengan mencekiknya," kata dia.


Sumber: suara.com

Kakek Nenek Ini Sudah Hidup Bersama Dalam Gua Selama 54 Tahun


Kehidupan pasangan kakek nenek bernama Liang, 81, dan Li Zifu Suying, 77 tahun, tidak biasa mereka bukan hidup di dalam rumah tapi mereka hidup di dalam gua.


Jika Anda menjalani kehidupan yang penuh dengan kemewahan, kisah Anda akan mengingatkan tentang perjuangan terus-menerus dari orang-orang di seluruh dunia. Namun kisah pasangan ini, akan berbeda.
Pasangan ini telah tinggal di sebuah gua dekat Kota Nanchong, Tiongkok, selama 54 tahun terakhir.


Mereka membawa keempat anaknya ke sana dan mencoba menjalani kehidupan normal. Gua ini terletak di Provinsi Sichuan, di barat daya Tiongkok. Mereka pindah ke gua saat mereka menikah karena mereka tidak mampu membangun rumah di desa.

Berjalannya waktu mereka akhirnya bisa mencipatakan tiga buah ruangan, dapur dan ruang bawah tanah.


Pihak berwenang setempat mencoba membuat pasangan tersebut meninggalkan rumah gua mereka dan menemukan tempat tinggal yang lebih baik. Tapi pasangan tua itu tetap menolaknya, karena mereka telah terbiasa hidup dengan rumah mereka yang menurut mereka selalu memiliki cuaca yang baik.


Perlu dicatat bahwa ini adalah sebuah rumah, jadi rumah ini juga dilengkapi dengan akses listrik serta beberapa fasilitas lainnya. Selain itu, mereka bisa keluar rumah dan melakukan aktivitas lain di luar. Mereka mengklaim bahwa mereka telah menghabiskan banyak tahun-tahun indah di “rumah” itu, dan memiliki saat-saat indah di dalamnya.

Mereka hanya senang dengan apa yang mereka miliki dan mereka simpan di dalam gua.


Sumber: erabaru.net

Cowok dan Cewek Berkursi Roda Niat Jajan di Pinggir Jalan



Setiap pasangan memiliki aktivitas favorit saat berkencan. Beberapa pasangan biasa menonton bioskop, makan bersama hingga melakukan berbagai aktivitas lainnya. Tak hanya di Indonesia, pasangan di negara lain juga biasa mengisi kencan mereka dengan makan bersama.

Beberapa memilih makan di restoran mahal, ada juga yang tak masalah jika membeli makanan di pinggir jalan. Hal tersebut juga dilakukan oleh pasangan asal General Santos City, Filipina. Kejadian ini pertama kali diunggah oleh seorang netizen bernama Denz Ceralde.

Ceralde menceritakan bahwa saat itu, ia dan teman-temannya sedang ada di sebuah kawasan street food di dekat Ramon Magsaysay High School. Tak jauh dari tempatnya, Ceralde melihat sepasang pemuda dan perempuan.

Seorang pemuda dan cewek berkursi roda (Facebook/Denz Ceralde)

Keduanya tampak sedang menikmati jajanan lokal yang disebut 'kwek-kwek'. Kwek-kwek adalah snack yang terbuat dari telur burung puyung yang digoreng dengan adonan khusus. Tapi, sebenarnya, bukan hal itu saja yang menarik perhatian Ceralde.

Netizen ini melihat bahwa si perempuan ternyata duduk di sebuah kursi roda. Meski kondisinya difabel, tapi ada hal yang membuat Ceralde terpesona pada si cewek. Setelah ia cermati, ternyata cewek berkursi roda ini memiliki wajah yang sang cantik.

Seorang pemuda dan cewek berkursi roda (Facebook/Denz Ceralde)

Merasa penasaran dengan pasangan tersebut, Ceralde pun mencari informasi dari penjual yang ada di sana. Seorang penjual mengatakan bahwa pasangan itu sering terlihat di daerah tersebut. Ia menyebut bahwa 2 remaja ini belajar di sekolah tersebut dan sering pulang bersama.

Meski tak tahu pasti kisah mereka berdua, Ceralde pun akhirnya mengunggah foto dan video pasangan ini.

Seorang pemuda dan cewek berkursi roda (Facebook/Denz Ceralde)

Dalam postingan tersebut, pria ini mengaku sangat tersentuh dengan keromantisan mereka. Menurut Ceralde, keduanya terlihat perhatian pada satu sama lain. Ia juga mengaku melihat si pemuda memperlakukan cewek tersebut dengan sangat manis.

Ceralde berhasil mengabadikan momen di dalam beberapa foto dan video. Ia mengaku kagum karena pasangan ini terlihat sangat bahagia, terlepas dari kondisi fisik si cewek.

Ceralde merasa salut karena pasangan ini membuktikan bahwa fisik tak menghentikan mereka untuk mencintai satu sama lain. Belakangan diketahui bahwa perempuan yang duduk di kursi roda tersebut bernama Ella Mae Layar.

Ella Mae Layar (Facebook/Ella Mae Layar)

Ella Mae Layar dan si pemuda (Facebook/Ella Mae Layar)

Unggahan Ceralde ini jadi viral dan sudah dibagikan lebih dari 25 ribu kali. Lihat video kebersamaan mereka ini, awas baper! So sweet banget ya pasangan ini, salut! 


Sumber: tribunnews.com

Blog Archive

Statistics

About Me

authorBUNG AGUS RAMANDA (Ketua) BUNG BASUKI, S.Pd., MM. (Sekretaris)
Learn More →