Friday 11 May 2018

Tertibkan Tempat Hiburan Malam dan PLN Jangan Padam Selama Bulan Suci Ramadhan

Tertibkan Tempat Hiburan Malam dan PLN Jangan Padam Selama Bulan Suci Ramadhan

Dewan Pimpinan Daerah Komiten Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Tanjungbalai meminta agar tempat – tempat hiburan malam serta Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ranting Rantauparapat Cab. Kota Tanjungbalai tidak melakukan pemadaman selama bulan Suci Ramadhan.

Hal itu ditegaskan Ketua DPD KNPI Kota Tanjungbalai, Mahyaruddin Salim Batubara saat dilakukan acara karnaval yang diikuti ratusan pemuda dari berbagai organisasi massa (Ormas) dan organisasi kepemudaan (OKP), Jumat (11/5) kemarin di Kota Tanjungbalai.

“Instansi terkait diminta untuk melakukan penertiban, baik itu hotel – hotel serta tempat karoke, serta pihak PLN tidak melakukan pemadaman,”seru pria yang akrab disapa Kadek itu.

Jika pada saat bulan Suci Ramadhan, masih ditemukan pengusaha yang membandel, maka dengan berat hati seluruh pemuda di Kota Tanjungbalai akan mengambil langka sendiri,tegas Kadek dengan suara lantang dan disambut tepuk tangan dari seluruh peserta karnaval.

Walikota Tanjungbalai H.M Syahrial memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pemuda yang tergabung di berbagai Ormas dan OKP, “ salut, semoga karnaval menyambut bulan Suci Ramadhan tetap dilakukan kedepannya, karena karnaval ini merupakan contoh nyata bersatunya seluruh pemuda,”ujar H.M Syahrial saat melepas pesertab karnaval.

Selanjutnya, atas nama pribadi dan Pemerintah Kota, mengucapkan “Ramadhan ya Ramadhan”, selamat menjalankan Ibadah puasa dan bagi yang tidak melaksanakan agar dapat menghormati orang yang sedang berpuasa.


Sumber: brataindo.com

Lowongan Kerja Terbaru Mei 2018 Dari 10 Perusahaan Besar, AYO DAFTAR!

Ilustrasi Lowongan Kerja

Lowongan kerja adalah salah satu hal yang paling banyak dicari saat ini. Bagaimana tidak, lapangan kerja di Indonesia sebenarnya bisa dibilang masih kurang. Tapi Anda tidak perlu khawatir mengenai hal itu. Pasalnya, ada lowongan kerja yang berasal dari perusahaan besar dan dibuka pada bulan Mei 2018.

Berikut uraian perusahaan besar dan ternama yang sedang membuka lowongan kerja di awal Mei 2018:

1. PT Astra Honda Motor (AHM)

Anda lulusan SMA, D3, atau S1 yang lagi cari kerja? Segera persiapkan diri terbaik Anda karena PT Astra Honda Motor (AHM) kembali membuka lowongan kerja.

Kali ini, AHM membuka lowongan kerja untuk banyak posisi, yakni sebanyak 23 posisi sekaligus. Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 31 Mei dan bahkan 31 Desember 2018.

AHM merupakan sinergi keunggulan teknologi dan jaringan pemasaran di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama antara Honda Motor Company Limited, Jepang, dan PT Astra International Tbk, Indonesia.

Keunggulan teknologi Honda Motor diakui di seluruh dunia dan telah dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan, yaitu mesin bandel dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis.

Melansir laman resmi AHM, astra-honda.com, berikut posisi yang disediakan beserta tata cara pendaftaran lowongan kerja tersebut:

1. Departmental Budget Analyst
2. Sales Product Analyst
3. Contact Center Operation Analyst
4. Product Analyst
5. Logistic Planning Analyst

2. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)

Lagi cari kerja di bidang perbankan? Kabar baik bagi Anda karena salah satu bank besar dan ternama di Indonesia, yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) kembali membuka lowongan kerja.

Kali ini, BNI bekerja sama dengan kalibrr.com membuka lowongan kerja untuk dua posisi sekaligus. Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 16 dan 19 Mei 2018.

Melansir laman resmi milik BNI, berikut posisi yang disediakan, deskripsi pekerjaan, persyaratan bagi para pelamar, dan tata cara pendaftaran lowongan kerja tersebut:
Front End Developer

Tutup Pendaftaran: 16 Mei 2018
Tingkat Posisi: Supervisor/Asisten Manager
Kategori Pekerjaan: IT dan Software
Fasilitas dan Tunjangan: Flexitime

Deskripsi Pekerjaan:
Anda akan terlibat dalam Proyek besar IT BNI: "Human Capital Integrated IT System" dan Anda akan bergabung dengan tim spesialis IT BNI yang muda dan berbakat.

Ini adalah kesempatan Anda untuk mengesampingkan portofolio dan pengalaman Anda bekerja di salah satu perusahaan milik negara terbesar di Indonesia.

3. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta)

Apa Anda lulusan SMK, D3, S1, atau bahkan S2 yang sedang mencari kerja? Buruan persiapkan diri terbaik Anda karena PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta membuka lowongan kerja untuk putra-putri terbaik Indonesia lulusan SMK hingga S2.

Kali ini, Transjakarta membuka lowongan kerja dengan menyediakan delapan posisi sekaligus. Pendaftaran lowongan kerja akan ditutup setelah kebutuhan lowongan kerja terpenuhi.

Transjakarta merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km).

Transjakarta resmi beroperasi sejak 1 Februari 2004 dan termasuk Badan Layanan Umum yang bernaung di bawah Pemerintah DKI Jakarta sebagai pemegang saham serta diawasi secara langsung oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Mengutip laman resmi Transjakarta, transjakarta.co.id, berikut posisi yang disediakan, tugas pokok dan fungsi (tupoksi) tiap posisi, kualifikasi tiap posisi, kelengkapan berkas, persyaratan berkas lamaran, serta tata cara pendaftaran lowongan kerja tersebut:

Attendance Officer
Tupoksi:
- Mengolah data absensi dari seluruh karyawan;
- Mengontrol pelaksanaan absensi baik hardware maupun software;
- Merekomendasikan perbaikan yang berhubungan dengan mekanisme absensi di perusahaan.

4. PT Garuda Indonesia Tbk

Kabar baik kembali diperuntukkan bagi para pencari kerja, terutama bagi Anda yang ingin berkarier di salah satu maskapai terbesar dan ternama di Indonesia. Pasalnya, PT Garuda Indonesia Tbk kembali membuka lowongan kerja.

Untuk mendukung pengembangan bisnis perusahaan, kali ini Garuda Indonesia kembali membuka lowongan kerja dengan menyediakan tiga posisi sekaligus. Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 13 Mei dan bahkan akhir Desember 2018.

Mengutip laman resmi Garuda Indonesia, career.garuda-indonesia.com, berikut posisi yang disediakan, persyaratan tiap posisi, tahapan seleksi, kompensasi dan benefit, serta tata cara pendaftaran lowongan kerja:

Flight Operation Officer
Tutup Pendaftaran: 13 Mei 2018

Persyaratan:
1. Warga Negara Indonesia (WNI);
2. Usia maksimal 35 tahun;
3. Minimal D3 berbagai jurusan dari Universitas terkemuka dengan IPK minimal 3,00;
4. Memiliki Lisensi FOO saat ini (Boeing 737-800 NG atau ATR 72-600);
5. Lebih disukai memiliki pengalaman minimal 1 tahun dengan pengetahuan dan berpengalaman di bidang terkait diperlukan untuk posisi ini;

5. PT Telkom Akses (PTTA)

Kabar baik bagi Anda lulusan SMK atau sederajat yang sedang mencari pekerjaan atau ingin berkarier di perusahaan besar, karena PT Telkom Akses (PTTA) membuka peluang bagi talenta-talenta terbaik bangsa untuk bergabung bersama Telkom Akses. Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 31 November 2018.

PT Telkom Akses (PTTA) merupakan salah satu anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang bergerak di bidang konstruksi pembangunan dan manage service infrastruktur jaringan.

Perusahaan yang didirikan pada 12 Desember 2012 ini bergerak dalam bisnis penyediaan layanan konstruksi dan pengelolaan infrastruktur jaringan.

Pendirian PTTA merupakan bagian dari komitmen Telkom untuk terus melakukan pengembangan jaringan broadband untuk menghadirkan akses informasi dan komunikasi tanpa batas bagi seluruh masyarakat indonesia.

Telkom berupaya menghadirkan koneksi internet berkualitas dan terjangkau untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu bersaing di level dunia.

Melansir laman resmi Telkom Akses, telkomakses.co.id, berikut posisi yang disediakan, persyaratan bagi pelamar, dan tata cara pendaftaran lowongan kerja tersebut:

Teknisi

Persyaratan:
1. Pendidikan minimal SMK/SMA sederajat;
2. Diutamakan laki-laki;
3. Usia maksimal 26 tahun;
4. Sehat fisik dan mental (tidak buta warna);
5. Siap bekerja mobile, outdoor, dan bekerja dengan target.

6. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom Indonesia)

Ingin merasakan berkarier di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk?. Buruan persiapkan diri terbaik Anda karena Telkom Indonesia kembali membuka lowongan kerja. Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 18 Mei 2018.

Kali ini, Telkom Group membuka lowongan kerja untuk posisi Manager Content Acqusition. Nantinya, kandidat yang terpilih akan bekerja sebagai pegawai tidak tetap (Sementara/Kontrak).

Melansir laman resmi Telkom Group, rekrutmen.telkom.co.id, berikut uraian tugas, persyaratan bagi pelamar, dan tata cara pendaftaran lowongan kerja tersebut:

Manager Content Acqusition (Contract)
Jenis Pekerjaan: Sementara

Uraian Tugas:
Melakukan akuisisi Content/Channel sesuai dengan rekomendasi dari tim content planning (berdasar analisa kompetitor, evaluasi viewer, data analytic, dan pertimbangan strategis) melalui proses pemilihan partner/content provider, negosiasi, serta penyiapan dokumen justifikasi untuk penyiapan kontrak kerjasama.

7. PT Astra Daihatsu Motor (ADM)

Apa Anda sedang mencari pekerjaan atau ingin mencoba pekerjaan baru? Kabar baik bagi Anda karena PT Astra Daihatsu Motor atau yang lebih dikenal dengan nama ADM kembali membuka lowongan kerja terbaru.

Kali ini, Astra Daihatsu Motor membuka lowongan kerja untuk banyak posisi, yakni 25 posisi sekaligus. Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 7 Agustus 2018.

Astra Daihatsu Motor merupakan Agen Pemegang Merek Daihatsu di Indonesia dan produsen kendaraan merek Daihatsu/Toyota, dan komponen serta bisnis terkait.

Melansir laman resmi milik Astra Daihatsu Motor, recruitment.daihatsu.astra.co.id, berikut posisi yang disediakan dan tata cara pendaftaran lowongan kerja tersebut:

1. Internal Audit & Risk Management Supervisor
2. Internal Audit & Risk Management Junior Staff
3. Accounting & Control Supervisor
4. Corporate Information Technology Supervisor
5. Corporate Information Technology Junior Staff

8. Bank Tabungan Negara (BTN)

Apa Anda tertarik berkarier di Bank Tabungan Negara (BTN)? Jika ya, yuk segera persiapkan diri terbaik Anda karena salah satu bank besar dan ternama di Indonesia ini kembali membuka lowongan kerja.

Kali ini, BTN membuka lowongan kerja melalui Officer Development Program (ODP). Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 31 Mei 2018.

Melansir laman resmi milik BTN, recruitment.btn.co.id, berikut deskripsi pekerjaan, kualifikasi bagi para pelamar, dan tata cara pendaftaran lowongan kerja tersebut:

Officer Development Program - Wilayah Rekrutmen Jakarta Gelombang 4

Deskripsi Pekerjaan:
Officer Development Program merupakan posisi rekrutmen pada level officer melalui program pengembangan pemimpin masa depan Bank BTN dan sekaligus mendidik calon pegawai menjadi bankir profesional dimana para calon pegawai dibekali dengan pendidikan dan pelatihan di kedua sisi, baik hard competencies dan soft competencies di berbagai bidang, baik bidang pendanaan maupun bidang perkreditan.

9. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance)

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance sedang membuka lowongan kerja untuk banyak posisi, yaitu 50 posisi sekaligus. Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 22 Mei dan bahkan hingga 31 Desember 2018.

Adira Finance mencari karyawan yang memiliki semangat kerja tinggi, kreatif, dan inovatif. Adira Finance memberikan peluang bagi setiap karyawannya untuk dapat memiliki jalur karier.

Adira Finance merupakan perusahaan yang kepemilikan sahamnya sebesar 92,07 persen dipegang oleh Bank Danamon dan telah berdiri sejak tahun 1990. Sejak awal, perusahaan ini berkomitmen untuk menjadi perusahaan pembiayaan terbaik dan terkemuka di Indonesia.

Hingga tahun 2015, Adira Finance mengoperasikan 558 jaringan usaha di seluruh Indonesia dengan didukung oleh lebih dari 21 ribu karyawan, untuk melayani 3 juta konsumen dengan jumlah piutang yang dikelola lebih dari Rp 40 triliun.

Melansir laman resmi Adira Finance, adira.co.id, berikut posisi yang disediakan beserta tata cara pendaftaran lowongan kerja tersebut:

1. Accounting Operation Officer
2. Accounting Supervisor
3. Asset Recovery Performance & Monitoring Officer
4. Back Office - Aceh
5. Back Office - Alam Sutera
6. Back Office - Ambon
7. Back Office - Bali
8. Back Office - Bandung
9. Back Office - Bangka
10. Back Office - Banjar

10. Ombudsman Republik Indonesia

Lembaga Negara yang bersifat mandiri dan tidak memiliki hubungan organik dengan Lembaga Negara dan instansi pemerintahan lainnya, serta dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya, yaitu Ombudsman Republik Indonesia, kembali membuka lowongan kerja terbaru.

Kali ini, Ombudsman RI mengundang putra-putri terbaik WNI yang memiliki komitmen dan integritas tinggi dalam membenahi sektor pelayanan publik di Indonesia untuk mengisi jabatan sebagai Kepala Perwakilan. Pendaftaran lowongan kerja dibuka hingga 11 Mei 2018.

Ombudsman merupakan Lembaga Negara yang mempunyai kewenangan mengawasi Penyelenggaraan Pelayanan Publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara Negara dan pemerintahan, termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Badan Hukum Milik Negara (BHMN), serta Badan Swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Melansir laman resmi Ombudsman RI, ombudsman.go.id, berikut formasi jabatan beserta lokasi penempatan, persyaratan bagi pelamar, kelengkapan administrasi, dan tata cara pendaftaran lowongan kerja tersebut:

Formasi Jabatan:
Kepala Perwakilan

Lokasi Penempatan:
1. Provinsi Kepulauan Riau (Kode: KP KEPRI) - 1 orang
2. Provinsi Sumatera Barat (Kode: KP SUMBAR) - 1 orang
3. Provinsi Sumatera Selatan (Kode: KP SUMSEL) - 1 orang
4. Provinsi Jakarta Raya (Kode: KP JAKARTA) - 1 orang
5. Provinsi Jawa Tengah (Kode: KP JATENG) - 1 orang

Untuk melihat lowongan kerja lainnya, silakan klik DISNI.


Sumber: merdeka.com

Thursday 10 May 2018

Lomba Menulis Vemale Ramadhan 2018, Ceritakan Usahamu Wujudkan Bersih Hati

Bersih hati jelang Ramadan 2018


Bulan ramadan 2018 sudah di depan mata. Wanita dan mama pasti juga sudah bersiap untuk menyambutnya bukan? Vemale pun sudah mulai merangkum artikel yang sekiranya akan digunakan wanita dan ibu sepanjang bulan puasa hingga lebaran nanti. Dari itu semua, yang paling istimewa tentu saja, Vemale terbuka lagi untuk lomba menulis, kali ini dengan tema Bersih Hati.

Bagaimana perjuangan kamu untuk memaafkan orang lain? Bagaimana usaha Anda bersabar untuk masuk ke dalam lingkungan selama ini? Bagaimana Anda menghadapi mantan yang jahat, suami yang tidak setia, bos yang tidak adil? Ceritakan juga bagaimana Anda menemukan kesalahan dan kekuranganmu, dan kemudian memutuskan untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Persyaratan dan ketentuannya tetap ...

- Dikirim dalam format Word 
- Minimal 4 paragraf panjang 
- Tidak berisi cerita yang rahasia SARA 
- Kirim ke: redaksi@vemale.com 
- Subjek email: 
[BERSIH HATI] Nama Peserta - Tempat Tinggal 
- Pengiriman Batas: 25 Mei 2018 
- Pengumuman pemenang situs web: vemale.com 30 Mei 2018

Dan seperti biasa, ada hadiah yang menarik menanti 20 orang yang beruntung tulisannya sebagai pemenang, yang kali ini ...
Produk fashion dari Uniqlo untuk 5 harga 
Paket make-up dari Urban Make-up untuk 15 ekstra

Nah, tunggu apa lagi? Yuk buruan bikin tulisanmu yang bisa menginspirasi ibu dan ibu di seluruh Indonesia. Bp pada kami sebelum 25 Mei 2018 ya!


Sumber: vemale.com

Gadis Dibakar Pacar Hidup-hidup di Medan, Sempat Berlarian Minta Tolong dengan Tubuh Terbakar

Dellisa Ayu Latifah

Kasus penganiayaan lantaran persoalan asmara kembali terjadi. 
Kali ini korbannya adalah Dellisa Ayu Latifa (16) warga jalan Manggan 5 Lorong Benteng, Medan, Sumut. 
Dia dibakar oleh pacarnya, Iwan alias Kincit (35).

Keduanya telah menjalin hubungan asmara sejak 6 bulan lalu.
Dellisa dibawa ke RS Mitra Medika pada Senin (6/5/2018) malam untuk menjalani perawatan intensif.
Delisa menderita luka bakar 65 persen di sekujur tubuhnya. 
Tribun Video melansir Tribun Medan, insiden ini bermula saat Dellisa pergi mengunjungi temannya, Mulia Anggraini 16 di Jalan RPH, Mangaan 1, Lingkungan 11 Gang Sukamaju Mabar. 

Korban mengaku galau karena sedang bertengkar dengan pacarnya. 
Anggraini mengatakan, pelaku ada dua orang, yaitu Iwan dan temannya Putra Tomblek. 
Dia mengatakan, Iwan merasa cemburu karena menduga Dellisa selingkuh.
Setelah terlibat cekcok melalui telepon, Iwan ngajak korban ketemu, tetapi ditolak. 

"Nggak lama disuruhnya Putra datang ke rumahku untuk jemput Dellisa. Sempat dipaksa dan ditarik-tarik tapi korban nggak mau," katanya dikutip dari Tribun Medan. 
Kincit kemudian datang membawa jeriken berisi bensin, dia memaksa Dellisa keluar. 

Namun, karena Dellisa tak mau keluar, dia masuk ke rumah Anggraini dan menyiram bensin ke tumbuhnya. 
Dellisa yang tubuhnya sudah terbakar keluar mengejar pelaku dan minta tolong. 
20 menit kemudian api bisa dipadamkan, Dellisa dilarikan ke rumah sakit. 

Simak videonya di dibawah ini:

Sumber: tribunnews.com

Wednesday 2 May 2018

MAS MANSOER, Ulama MUHAMMADIYAH yang Taat di Jalur Nasionalisme


Ilustrasi KH Mas Mansoer.

K.H. Mas Mansoer mendalami ilmu agama di Mekkah dan Kairo. Di sana, ia menyaksikan geliat nasionalisme bangsa-bangsa Arab dan berusaha menumbuhkan semangat itu sepulangnya ke tanah air.
Suatu siang di tanah suci, seorang lelaki Arab membawa Mansoer ke lahan yang cukup luas, pemandangannya indah, berhawa segar berkat keberadaan beberapa pohon di sekitarnya, juga menyejukkan mata dengan rumput hijau yang menghampar, ditambah syahdunya gemericik air yang mengalir dari sebuah sungai kecil.

Dengan nada bangga, si orang Arab menyebut tempat tersebut dengan istilah junainah yang berarti surga mungil.

Mansoer tersenyum simpul mendengarnya. Ia paham maksud temannya itu. Di kawasan Timur Tengah yang sebagian besar wilayahnya berupa gurun pasir nan gersang, tempat itu memang seperti oase, bahkan kiranya tidak berlebihan jika diibaratkan macam surga.

Kepada rekannya yang warga Mekkah tersebut, Mansoer berucap lembut, tentunya tanpa bermaksud menyombongkan diri, “Dengan tanah air saya (Indonesia), ini bukan tandingannya.”

Beberapa tahun berselang, ada lagi kejadian serupa. Kali ini di Mesir saat Mansoer menempuh kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo. Seperti dikisahkan Darul Aqsha dalam Kiai Haji Mas Mansur 1896-1946: Perjuangan dan Pemikiran (2005), Mansoer tergelitik setelah mendengar syair yang melukiskan keindahan dan kemakmuran negeri yang pernah diperintah Firaun juga Cleopatra itu.

“Mesir tanah airnya emas. Perempuan-perempuannya elok rupawan,” begitu bunyi nukilan syair tersebut.

“Di mana tanahnya emas? Pemandangan yang saya lihat dari semenjak Suez sampai Kairo hanya padang pasir yang tandus,” seloroh Mansoer.

Mansoer juga mempertanyakan ungkapan tentang Sungai Nil yang oleh orang Mesir disebut sebagai “sungai pembawa bahagia bermata air dari surga.”

Dalam hati, Mansoer bergumam, “Kalau saja mereka melihat sungai-sungai yang ada di tanah air, mereka tentu akan memberikan gelaran yang lebih dari itu” (hlm. 29).

Orang Indonesia bernama Mansoer ini tidak lain adalah K.H. Mas Mansoer. Ia adalah pejuang pergerakan nasional yang nantinya turut berperan dalam mewujudkan kemerdekaan RI, serta salah satu tokoh Empat Serangkai selain Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara.

Prihatin di Negeri Orang
Mansur masih terbilang bocah saat sang ayah, K.H. Mas Achmad Marzoeqi, ingin memberangkatkannya ke Mekkah untuk berhaji pada 1908. Ayahanda Mansoer adalah ulama terpandang yang mengampu tugas terhormat sebagai imam tetap sekaligus khatib Masjid Ampel di Surabaya.

Ditilik dari namanya yang disertai embel-embel “mas”, keluarga Mansoer memang cukup lekat dengan status ningrat Jawa. Menurut M. Yunan Yusuf dalam Ensiklopedi Muhammadiyah (2005), ayahanda Mansoer masih keturunan keraton Sumenep di Madura atau termasuk golongan bangsawan Astatinggi (hlm. 223).

Sementara dari ibunya, Raudhah, mengalir darah dari keluarga besar Pesantren Sidoresmo Wonokromo di Surabaya. Mas Mansoer lahir di Surabaya pada 25 Juni 1896. Semasa kecil, ia sudah diajarkan ilmu-ilmu agama, baik dari ayahnya maupun belajar di pesantren milik keluarga ibunya.

Ilmu tentang keislaman yang diperoleh Mansoer bertambah mantap setelah ia dikirim ke Madura pada 1906 ketika umurnya menginjak 10. Dua tahun berselang, Mansoer pulang ke Surabaya, dan sang ayah menghendaki putranya itu untuk pergi haji ke tanah suci sekaligus untuk menetap sementara demi memperdalam ilmu agama.

Seperti diungkap Sutrisno Kutoyo dalam Kyai Haji Mas Mansur (1981), Mansoer yang masih berumur 12 pun berangkat ke tanah suci. Setelah menunaikan haji, ia belajar di Mekkah selama 4 tahun sebelum harus pindah karena semakin tidak kondusifnya situasi politik di jazirah Arab kala itu.

Dari Mekkah, Mansoer berniat hijrah ke Kairo dan mengabarkan kepada keluarga di Surabaya lewat surat. Dalam surat balasan, sang ayah menyatakan tidak setuju Mansoer ke Mesir lantaran beranggapan negara di Afrika Utara itu bukan tempat yang baik untuk belajar. Kairo, tulis ayah Mansoer, adalah kota yang hanya cocok untuk pelesiran dan berbuat maksiat. Ia khawatir anaknya bakal terjerumus dalam kehidupan seperti itu.

Namun, Mansoer nekat. Kali ini ia terpaksa tidak menuruti kehendak ayahnya. Ia berangkat ke Mesir dengan menumpang kapal laut dan akhirnya diterima di Fakultas Agama Universitas Al-Azhar. Di Kairo, Mansoer tinggal di asrama mahasiswa Melayu yakni Ruaq Al-Malayu.

Mansoer hidup prihatin di Mesir. Lantaran dianggap melanggar perintah ayahnya, ia tidak lagi dikirimi uang untuk membayar kuliah, membeli buku, dan tentunya untuk bertahan hidup. Mansoer sering berkeliling dari masjid ke masjid, membersihkan rumah ibadah itu, hanya agar memperoleh sedikit uang atau makanan. Selain itu, ia rutin berpuasa Senin-Kamis.

Hampir setahun lamanya hidup prihatin di negeri orang, Mansoer akhirnya lega. Hati sang ayah mulai terketuk dan mengirimkan uang kepadanya rutin setiap bulan.

Ulama Cinta Tanah Air
Ketika Mansoer meninggalkan tanah air pada 1908, bangsa-bangsa di Asia yang sebagian besar masih terjajah sedang giat-giatnya mengobarkan rasa kebangsaan dengan munculnya berbagai macam perhimpunan. Ini berlaku pula di Indonesia, termasuk dengan lahirnya Boedi Oetomo (BO) di Jakarta pada 20 Mei 1908.

Mansoer pun langsung menceburkan diri ke ranah pergerakan nasional sepulangnya dari Mesir. Ia bergabung dengan organisasi rakyat terbesar di Indonesia pada dekade kedua abad ke-20 itu, yakni Sarekat Islam (SI) pimpinan Hadji Oemar Said (H.O.S.) Tjokroaminoto.

Kebetulan, Mansoer dan Tjokroaminoto sama-sama orang Surabaya. Tjokroaminoto pun menyambut bergabungnya Mansoer dengan senang hati karena SI kini memperoleh tambahan sumber daya yang mumpuni: seorang anak muda yang cerdas dengan ilmu agama tinggi, lulusan Mekkah dan Kairo.

Mansoer sangat antusias bergabung Sarekat Islam. Ia menyaksikan sendiri semangat nasionalisme yang sedang merekah di Timur Tengah, terutama di Mesir. Mansoer ingin menularkan spirit itu kepada umat Islam dan rakyat di tanah air, bahwa, seperti yang juga diserukan Tjokroaminoto, bangsa Indonesia harus terlepas dari belenggu penjajahan.

Di Surabaya, Mansoer dan beberapa tokoh lainnya membentuk Tashwirul Afkar, suatu majelis diskusi di kalangan kaum muda Islam. Aktivitas di Tashwirul Afkar—yang kerap mendiskusikan soal nasionalisme—menjadi bentuk kecintaan Mansoer kepada bangsanya jauh sebelum kemerdekaan RI tercapai.

Selain itu, Mansoer juga bergerak bersama Muhammadiyah. Sepulang dari Mesir, ia tak langsung ke Surabaya, melainkan menuju Yogyakarta untuk menemui Kiai Haji Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah.

Mansoer memang mengagumi sosok dan pemikiran Ahmad Dahlan yang juga pernah belajar di Mekkah. Ternyata sang pencerah adalah sahabat ayahnya. 

“Waktu itu saya datang kepada beliau dan memperkenalkan diri. Baru saja berkenalan, hati tertarik, baru saja keluar kata lemah lembut dari hati yang ikhlas, hati pun tunduk,” kenangnya saat pertama kali berjumpa dengan Ahmad Dahlan.

Kiprah Mansoer di Sarekat Islam maupun Muhammadiyah cukup menjanjikan. Di SI, ia dipercaya sebagai penasihat pengurus besar, sejajar dengan tokoh-tokoh lainnya macam Haji Agus Salim, Abdul Muis, juga Ahmad Dahlan.

Di Muhammadiyah, Mansoer menapaki jenjang karier dengan mulus. Dari Ketua Cabang Muhammadiyah Surabaya, Konsul Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur, hingga terpilih sebagai Ketua Umum Muhammadiyah dalam kongres di Yogyakarta pada 1937, seperti dikutip dari buku Wajah dan Perjuangan Pahlawan Nasional (2008) terbitan Departemen Sosial RI.

Mansoer beserta Ki Bagoes Hadikoesoemo dan tokoh-tokoh muda lainnya menjadi bagian dari gerbong pembaharu dalam kepengurusan Muhammadiyah masa itu yang didominasi generasi tua sepeninggal Ahmad Dahlan yang wafat pada 1923.



Wafat dalam Tahanan
Tak lama setelah terpilih sebagai Ketua Umum Muhammadiyah pada 1937, Mansoer turut membidani terbentuknya Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) bersama para pimpinan organisasi Islam lainnya, termasuk Hasyim Asyari dan Wahab Hasboellah dari Nahdlatul Ulama (NU).

Pada periode yang sama pula, Sarekat Islam—yang sejak 1923 menjelma menjadi partai politik—mengalami perpecahan setelah wafatnya Tjokroaminoto pada 1934. Menurut Slamet Muljana dalam Kesadaran Nasional, dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan (2008), lantaran berbeda pandangan dengan orang-orang pusat, Mansoer terpaksa hengkang. Ia kemudian mendukung Soekiman Wirjosandjojo membentuk Partai Islam Indonesia (hlm. 160).

Memasuki masa pendudukan Jepang seiring menyerahnya Belanda pada 1942, pamor K.H. Mas Mansoer semakin melambung. Ia termasuk tokoh nasional yang diperhitungkan pemerintah militer Jepang selain Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara. Mereka inilah yang kemudian dijuluki Empat Serangkai.

Menjelang kekalahan Jepang dari Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya, K.H. Mas Mansoer terpilih sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Hingga akhirnya, Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.

Namun, tak lama berselang, Belanda datang lagi dengan membonceng Sekutu dan ingin berkuasa kembali. Mansoer pulang ke Surabaya untuk turut berjuang mempertahankan kemerdekaan di tanah kelahirannya, meskipun dalam kondisi sakit. 

Tanggal 10 November 1945, pecah pertempuran di Surabaya. Bung Tomo berperan sebagai pengobar semangat arek-arek Surabaya di medan perang, sementara K.H. Mas Mansoer bergerak dari balik layar dan kerap dikunjungi para pejuang yang hendak meminta nasihat.

Hingga suatu hari, pasukan Sekutu dan Belanda menyerang Surabaya bagian utara, tempat di mana Mansoer tinggal. Di tengah desingan peluru, Mansoer tetap bertahan di rumahnya. Kondisi raga yang sakit tidak memungkinkannya untuk melawan secara frontal.

Mansoer pun ditangkap dan dibui di penjara Kalisosok. Di balik terali besi, kesehatannya semakin menurun. Pada 25 April 1946, tepat hari ini 72 tahun lalu, K.H. Mas Mansoer mengembuskan napas penghabisan. Sang bapak bangsa, ulama, pejuang, sekaligus negarawan ini wafat sebelum usianya memasuki setengah abad. Pemerintah RI kemudian menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional.


Sumber: tirto.id

SEJARAH: Memahami Sejarah Lisan dan Babad dalam Polemik Gaj Ahmada

Patung Gajah Mada

Para akademisi bidang sejarah berbicara tentang Gaj Ahmada dan klaim Majapahit sebagai kesultanan.
Baru-baru ini warganet heboh dengan viralnya sebuah tulisan yang disebut sebagai hasil penelitian Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta yang menyebut Majapahit sebagai kesultanan Islam dan Gadjah Mada adalah seorang muslim bernama Gaj Ahmada. 

Tirto telah menemui Ketua Tim Kajian Kesultan Majapahit Riyanto Tri Nugroho. Kepada Tirto, ia menjelaskan bahwa metode riset yang dilakukan pihaknya juga menggunakan metode sejarah lisan yang bertumpu pada tuturan lisan. “Sedangkan kami sering mendengar dalang-dalang sepuh bilang Majapahit itu kerajaan Islam,” kata Rinto.

Lalu, bagaimana sesungguhnya penggunaan sumber lisan dalam penulisan sejarah? 

Menurut sejarawan dari Universitas Indonesia, Andi Achdian, pada dasarnya penggunaan sumber lisan dalam penulisan sejarah sah-sah saja. Karena, menurutnya, bukan hanya di Indonesia saja hal itu di lakukan. Di Barat dan Afrika pun hal itu dilakukan. Mereka menulis sejarah berdasarkan puisi atau balada yang dituturkan secara turun temurun selama berabad-abad. 

"Di Eropa misalnya ada seorang penulis Italia bikin sejarah berdasarkan wawancara pada suatu generasi yang masih hidup dan masih bisa dipercaya. Kita juga masih punya rekaman bagaimana sejarah revolusi dilihat dari sudut pandang para pelaku, dan itu juga ada semacam otoritasi bahwa sumber itu kapan diwawancara dan pada saat apa diwawancara," kata Andi kepada Tirto (18/6). 

Salah satu riset penting dalam studi sejarah Indonesia yang menggunakan metode sejarah lisan adalah karya Anton Lucas tentang Peristiwa Tiga Daerah di Tegal, Brebes dan Pemalang. Karya Lucas itu berjudul Bamboo Spear Pierces the Payung: The Revolution against the Bureaucratic Elite in North Central Java in 1945 (edisi Indonesia menjadi Peristiwa Tiga Daerah: Revolusi dalam Revolusi).

Andi menuturkan bahwa penggunaan sumber lisan dalam penulisan sejarah pada dasarnya telah ada sejak lama sebagai jawaban dari absennya dokumen tertulis sebagai sumber sejarah. 

"Pertama, sejarah lisan atau oral history terlahir sebagai kebutuhan sejarah untuk melengkapi sumber yang tidak bisa didapat dari dokumen formal. Seperti itu dasarnya. Itu sejak awal tahun 20-an atau sejak awal abad 20 muncul karena tidak semua nuansa kehidupan terkandung dalam dokumen, sehingga oral history menjadi bagian dari upaya menggali sejarah," papar Andi.

Sejarawan yang melakukan penelitian tentang Surabaya pada masa revolusi ini menambahkan bahwa, "Banyak masyarakat yang kepemilikan dokumennya tidak selengkap, misalnya, masyarakat Barat. Misalnya, katakanlah di Indonesia sekalipun, masih banyak sejarah yang tidak tercatat, sehingga untuk menggali atau melengkapi menjadi kebutuhan dibutuhkan oral history."

Kendati demikian, menurut Andi, ada dua hal yang patut diperhatikan dalam penulisan sejarah kontemporer menggunakan sumber lisan, yakni metodologi dan konteks. 

Dalam segi metodologi, kata Andi, peneliti pada tahap awal mestilah menerapkan kritik terhadap sumber. Kritik sumber ini penting agar tidak ada sumber-sumber yang sumir dijadikan pijakan sebuah penelitian. Tidak serta merta kesaksian seorang sepuh yang hidup pada zaman revolusi, misalnya, dengan sendirinya layak dipakai. Kritik sumber diperlukan agar tidak sembarangan dan asal-asalan memakai kesaksian.

"Untuk sebuah penulisan sejarah akademik, peneliti harus mampu membuat kritik terhadap sumber. Mampu melihat sumber secara kritis. Itu dasarnya," kata Andi. 

Menurutnya, apabila tahapan kritis terhadap sumber tersebut sudah dapat terlewati, maka penelitian separuhnya sudah menemui jalan terang dan bisa menuju tahap interpretasi dari temuan-temuan yang ada.

"Tapi, interpretasi, kan, juga butuh validasi, ya. Ada komparasi. Ada macam-macam. Dan itu saya kira problemnya adalah proses mendapatkan sumber sampai menarik kesimpulan harus dijabarkan dengan rinci. Tanya ke penulisnya bagaimana dia menjabarkannya," jelas Andi. 

Andi juga menyoroti penggunaan babad-babad dalam penulisan sejarah — hal yang dilakukan Tim Kajian Kesultan Majapahit. Dari penuturan Ryanto pada Tirto, mereka mengaku banyak menengok sejumlah babad yang kerap diabaikan oleh peneliti sejarah mainstream. 

Mengenai hal itu, Andi menyatakan babad-babad yang ada juga bukan berarti netral dalam sejarah. Karena, menurutnya, banyak babad yang ditulis oleh lebih dari seorang penulis dan diterbitkan oleh lebih dari satu penerbit. Andi lagi-lagi menekankan hal yang sudah diutarakan saat berbicara tentang sejarah lisan: kritik sumber.

"Babad Kediri itu, misalnya, sudah ada tiga penulis. Setiap penulisan selalu punya warna dan motif tersendiri. Jadi membaca babad saja kita harus kritis, ya. Ini siapa penulisnya, terbitnya kapan, karena pasti ada nuansa politis dan ideologis di balik sumber-sumber itu sendiri," jelasnya. 

Maka, dalam konteks viral Kesultanan Majapahit yang juga sempat dibukukan oleh Herman Sinung dengan judul Kesultanan Majapahit: Fakta Sejarah yang Tersembunyi pada 2010, menurut Andi, "penulisnya harus berani menjabarkan metodenya dari penelitian sampai kesimpulan."

Distorsi dan Motif Ideologis

Peneliti sejarah LIPI Asvi Warman Adam tidak jauh berbeda dengan Andi. Menurutnya, sumber lisan bisa digunakan asalkan ada sumber tertulis sebagai pendamping. 

"Sejarah lisan itu ada bahayanya karena informan punya kesempatan kedua. Yang pengecut bisa berubah berani. Yang bersalah bisa berubah bersih. Oleh sebab itu, sebaiknya didukung sumber tertulis atau nara sumber yang lain," kata Asvi kepada Tirto (18/6).

Peluang terjadinya kesempatan kedua itulah yang menurut Andi sebagai distorsi, sehingga penggunaan sumber lisan membutuhkan konteks bagi sumber yang masih bisa ditemui dan masih hidup. Sedangkan, untuk peristiwa yang sudah terjadi berabad-abad lalu, bisa dilakukan dengan cara kodifikasi. 

"(Kesempatan kedua) Itu untuk yang kontemporer, ya. Tapi kalau untuk yang sudah berabad-abad atau ribuan tahun, tetap membutuhkan kritik yang panjang. Ada juga beberapa sumber yang (muatannya) diwarisi turun temurun dan kodifikasinya baru belakangan. Contohnya hadis juga begitu, kan? Turun temurun dan kodifikasinya baru belakangan," jelas Andi. 

Hal ini juga dapat digunakan untuk menghindarkan distorsi yang ditimbulkan dari penulis sejarahnya sendiri. Karena, distorsi bisa terjadi dari adanya tujuan ideologis dan politis tertentu dari penulisnya. 

"Distorsi itu memang terjadi ketika ada dua titik tolak ketika melakukan penelitian. Pertama, seperti yang tadi saya bilang, apakah itu sifatnya klangenan atau sifatnya ideologis, distorsi itu pasti terjadi. Karena mencari sumber hanya untuk membuktikan apa yang sudah ada di dalam pikirannya. Kedua dengan quote an quote ilmiah atau akademis. Jadi selalu dalam posisi: sejauh yang saya ketahui berdasarkan sumber ini, atau tidak bilang yakin," jelasnya.

Kaitannya dengan distrosi sejarah pada kategori pertama, menurutnya, sisi ideologis dan politis selalu bersifat post factum atau setelah fakta. Ini membuat peneliti sejarah akan cenderung mengarahkan penelitiannya pada temuan-temuan yang mendukung kebenaran di alam pikirnya dan mengabaikan fakta-fakta selain itu. 

"Misalnya M. Yamin menulis bahwa Indonesia sudah ada sejak 6000 tahun lalu, itu merupakan sebuah contoh kasus (penulisan sejarah) berdasarkan (kepentingan) ideologis nasionalis dan mengabaikan fakta-fakta yang ada bahwa orang Indonesia saja baru bisa bicara bersama tahun 1928. Tidak mungkin Indonesia sudah ada sejak 6000 tahun lalu," katanya. 

Untuk itu, menurutnya, penulis atau peneliti sejarah mesti jujur atas motifnya. Menurutnya, bila itu memang bermotif ideologis atau politis, sebaiknya katakan saja demikian. Bila murni akademik, katakan akademik. 

"Kalau memang jujur mau bilang ini ada kepentingan ideologis atau politis, ya, silakan saja. (Kalau tidak demikian) kita mendebat. Maksudnya menutupi yang ideologis dan politis dengan seolah-olah akademis. Ini yang kadang-kadang menjadi problem. Kalau mau bilang akademis, ya, terbuka saja. Enggak usah marah kalu dikritik orang. Biasa saja. Semua karya akademis pasti punya kesalahan," katanya. 

Islam Bukan Agama Dominan di Majapahit

Berangkat dari hal itu, kaitannya dengan Islam di era Majapahit, menurut Andi dalam Babad Kediri dijelaskan bahwa agama tersebut mulai masuk di akhir masa Majapahit. 

"Saya mungkin masih beranjak dari yang dianggap penulis buku itu sebagai mainstream atau ekstatis, ya. Bahwa seperti yang saya baca di Babad Kediri tentang keruntuhan Majapahit, ya. Di situ dijelaskan mengenai kedatangan saudagar-saudagar muslim. Kan sudah ada utusan Brawijaya yang menikah dengan muslim dari Campa yang menunjukkan unsur-unsur Islam itu mulai berkembang di Jawa. Corak Islamnya pun bukan Arab. Cuma kalau dibilang Islam sebagai suatu hal yang dominan itu kurang tepat. Karena memang ada politik isolasi saat itu," katanya. 

Politik isolasi tersebut dilakukan oleh Brawijaya V yang menikah dengan seorang putri muslim dari negeri Campa, sehingga dirinya memberikan kesempatan kepada muslim saat itu untuk mengembangkan agamanya asal terpusat di satu tempat saja. 

"Akhirnya setelah para saudagar muslim ini menjadi kuat secara ekonomi dan militer, barulah tersadar bahwa itu berbahaya dan mulai dilakukan pelarangan. Tapi itu terlambat dan lahirlah kerajaan Demak sebagai suatu perlawanan muslim pesisir terhadap kekuasaan di pedalaman," katanya. 

Andi pun menyatakan terdapat hal yang mesti dipertanyakan dalam penelitian sejarah mengenai perpindahan era Majapahit ke Demak, yakni penyerangan Demak ke Majapahit tersebut. 

"Kenapa ada perlawanan dari Kesultanan Demak yang baru terbentuk kepada Majapahit? Kenapa mereka perlu melakukan perlawanan?" katanya.

"Karena dari keyakinan masyarakat Islam yang di pesisir, masyarakat yang di pedalaman ini masih kafir dan harus diperangi. Majapahit akhirnya runtuh. Masyarakat Majapahit yang masih tetap memeluk Hindu akhirnya bergeser dan ada yang ke Tengger. Ada komunitas yang lebih kecil lagi kemudian ke Bali," lanjut Andi. 

Senada dengannya, Sejarawan JJ Rizal menyebut Majapahit memang sebagai sebuah kerajaan transisi dari Hindu ke Islam. Namun, menurutnya, menyebut Majapahit sebagai kesultanan dan Gadjah Mada seorang muslim hanya membuat historymenjadi story atau menjadikan sejarah sebagai legenda belaka. 

"Sebagai sebuah imperium dagang yang besar, Majapahit adalah sebuah kosmopolit yang inklusif. Dalam konteks itu tentu aneka agama dan kebudayaan yang mengikut pada jejaring perniagaan yang mondial merupakan kelaziman. Jadi banyak agama diberi tempat, termasuk Islam," kata Rizal.


Sumber: tirto.id

Statistics

About Me

authorBUNG AGUS RAMANDA (Ketua) BUNG BASUKI, S.Pd., MM. (Sekretaris)
Learn More →